Decacorn, sebuah istilah yang masih sangat asing didengar oleh kalangan masyarakat awam. Pada dasarnya, decacorn merupakan tahapan bagi perusahaan rintisan atau startup teknologi yang sebelumnya sudah menyandang status sebagai unicorn. Decacorn merupakan terminologi yang digunakan untuk perusahaan dengan valuasi US$10 miliar. Dengan kata lain, perusahaan yang menyandang 10 kali unicorn naik kasta dengan status sebagai decacorn.
Dalam laporan CB Insight hingga Januari 2019, saat ini sudah ada lebih dari 300 unicorn di seluruh dunia. Namun baru ada 15 perusahaan yang menyandang status sebagai decacorn. China dan AS mendominasi daftar decacorn di dunia. Keenam belas decacorn tersebut antara lain Bytedance (valuasi US$75 miliar), Uber (US$72 miliar), Didi Chuxing (US$56 miliar), WeWork (US$47 miliar). Sementara perusahaan dengan valuasi di kisaran US$20-an miliar antara lain Airbnb (US$29,3 miliar), SpaceX (US$21,5 miliar), Stripe (US$20 miliar).
Sedangkan perusahaan yang tergolong sebagai decacorn tahap awal antara lain JUUL Labs (US$15 miliar), Epic Games (US$15 miliar), Pinterest US$12,3 miliar), Bitmain Technologies (US$12 miliar), Samumed (US$12 miliar), Lyft (US$11,5 miliar), Grab (US$11 miliar), Palantir Technologies (US$11 miliar), Global Switch (US$11,08 miliar).
Dari keenam belas perusahaan dalam daftar tersebut, Grab menjadi satu-satunya decacorn dari Asia Tenggara. Perusahaan asal Singapura ini sebelumnya telah mengantongi pendanaan dari GGV Capital, Vertex Venture Holdings, Softbank Group Dikenal sebagai perusahaan transportasi berbasis aplikasi, Grab kini menjelma menjadi Super App yang menawarkan solusi mulai dari layanan transportasi, pengiriman barang, pemesanan makanan, pembayaran mobile dan hiburan digital.
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190228130632-185-373428/mengenal-istilah-decacorn-di-industri-startup
Disunting Oleh: HOOD
Same In Category
- Vcloudpoint Membantu meningkatkan efisiensi pekerjaan
- Si Kecil Yang Hemat!
- “RISHA” TEKNOLOGI RUMAH SEHAT TAHAN GEMPA DARI PRESIDEN JOKOWI
- “Big Data” Tengah Populer di industri Teknologi, Lalu apa Fungsi dan Manfaatnya?
- ‘Shoelace’ Senjata Baru Google yang Siap Gantikan Google Plus
- ‘RCS’ iMessage ala Android Dari Google
- ‘Nettox Watch’ Solusi Ciptaan Mahasiswa UI Atasi Candu Internet
- ‘Meet Now’, Fitur Baru dar Skype yang Dapat Diakses Tanpa Unduh Aplikasi dan Sign-Up
- ‘GET’ Gojek Versi Thailand Resmi Mengaspal di Bangkok
- ‘Explore’ Gantikan Fitur Trending YouTube di Android dan iOS
Related Blogs By Tags
- Vcloudpoint Membantu meningkatkan efisiensi pekerjaan
- Si Kecil Yang Hemat!
- “RISHA” TEKNOLOGI RUMAH SEHAT TAHAN GEMPA DARI PRESIDEN JOKOWI
- “Boba Watch” Aplikasi Recommended Buat Kamu Pecinta Bubble Tea
- “Big Data” Tengah Populer di industri Teknologi, Lalu apa Fungsi dan Manfaatnya?
- ‘Shoelace’ Senjata Baru Google yang Siap Gantikan Google Plus
- ‘RCS’ iMessage ala Android Dari Google
- ‘Nettox Watch’ Solusi Ciptaan Mahasiswa UI Atasi Candu Internet
- ‘Meet Now’, Fitur Baru dar Skype yang Dapat Diakses Tanpa Unduh Aplikasi dan Sign-Up
- ‘GET’ Gojek Versi Thailand Resmi Mengaspal di Bangkok
Leave A Comment