Salah satu orang terkaya di Tiongkok, Jack Ma memilih untuk pensiun dari e-commerce Alibaba Group Holding Ltd., perusahaan yang telah menjadi raksasa internet yang bernilai milyaran dolar dan dirintisnya mulai dari nol tersebut. Ia mengungkapkan rencananya setelah pensiun adalah mndedikasikan waktunya untuk kegiatan filantropis dan Pendidikan.
Melalui harian New York Times, Ma mengaku bahwa keputusannya untuk pensiun adalah sebuah “awal baru dari satu era” bukan akhir (cnnindonesia.com). sebelum mendirikan Alibaba pada tahun 1999, Ma adalah seorang guru Bahasa Inggris.
Di sisi lain, kekayaan pribadi Jack Ma meningkat seiring dengan peningkatan nilai perusahaan yang mencapai US$420,8 miliar berdasarkan harga sahamnya saat bursa ditutup pada Jumat (7/9/2018).
Jack Ma dinobatkan menjadi orang terkaya di China setelah IPO Alibaba mencapai rekor US$25 miliar pada September lalu (cnnindonesia.com, 2018).
Ma mengatakan bahwa di saat ia tak memiliki uang, ia tak bingung untuk menggunakannya, namun di saat ia menjadi seorang miliuner, ia memiliki tanggung jawab yang besar. “Jika memiliki (uang) kurang dari US$1 juta (Rp13,4 miliar), Anda tahu bagaimana cara menghabiskannya. Ketika punya US$1 miliar, itu bukan uang Anda. Uang yang saya punya sekarang adalah tanggung jawab saya. Itu adalah kepercayaan orang pada saya. Ma menambahkan bahwa dia merasa harus menggunakan uangnya 'atas nama masyarakat.' “Saya akan menggunakannya dengan cara kami (masyarakat). Ini adalah kepercayaan,” jelasnya.
Sempat beberapa kali Ma membicarakan tentang hambatan dan kesulitan yang di hadapinya sebagai seorang miliuner. Saat ia berbicara di panel Clinton Global Initiative di New York, Ma juga mengatakan bahwa saat ia berprofesi sebagai guru adalah masa-masa yang fantastis baginya. Ma mengungkapkan jika seseorang memiliki uang US$1 juta (13 miliar) adalah orang yang beruntung, namun ketika punya uang US$10 miliar, Anda akan terjebak dalam masalah (cnnindonesia.com, 2018).
Ia juga menyampaikan keinginannya untuk kembali mengajar. Ia berkata, "Saya pikir, suatu hari nanti, sesegera mungkin saya ingin kembali mengajar. Ini adalah sesuatu yang menurut saya bisa saya lakukan lebih baik ketimbang menjadi CEO Alibaba." Saat ditanya apakah Jack Ma akan pensiun dan mulai mengajar tahun ini, dia hanya tersenyum. Keinginan Jack Ma untuk kembali menjadi pengajar tidak terlepas dari kepribadiannya yang memang fokus pada pendidikan.
Baru-baru ini, saat menghadiri acara penutupan Asian Games 2018, Jack Ma baru saja bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan sejumlah pejabat. Dalam pertemuan tersebut, Menteri Komunikasi, Rudiantara mengatakan Indonesia tengah berupaya dalam mengembangkan dunia teknologi informasi dengan meningkatkan pengembangan sumber daya manusia. Pemerintah Indonesiapun mengusulkan untuk dibukanya Jack Ma Institute (badan Pendidikan) di Indonesia.
Disunting Oleh: HOOD
Same In Category
- Vcloudpoint Membantu meningkatkan efisiensi pekerjaan
- Si Kecil Yang Hemat!
- “RISHA” TEKNOLOGI RUMAH SEHAT TAHAN GEMPA DARI PRESIDEN JOKOWI
- “Big Data” Tengah Populer di industri Teknologi, Lalu apa Fungsi dan Manfaatnya?
- ‘Shoelace’ Senjata Baru Google yang Siap Gantikan Google Plus
- ‘RCS’ iMessage ala Android Dari Google
- ‘Nettox Watch’ Solusi Ciptaan Mahasiswa UI Atasi Candu Internet
- ‘Meet Now’, Fitur Baru dar Skype yang Dapat Diakses Tanpa Unduh Aplikasi dan Sign-Up
- ‘GET’ Gojek Versi Thailand Resmi Mengaspal di Bangkok
- ‘Explore’ Gantikan Fitur Trending YouTube di Android dan iOS
Related Blogs By Tags
- “Boba Watch” Aplikasi Recommended Buat Kamu Pecinta Bubble Tea
- ‘Meet Now’, Fitur Baru dar Skype yang Dapat Diakses Tanpa Unduh Aplikasi dan Sign-Up
- ‘Explore’ Gantikan Fitur Trending YouTube di Android dan iOS
- ‘BlueDot’ Startup yang Pertama Kali Mendeteksi Penyebaran Virus Corona
- ‘10 Rumah Aman’ Aplikasi dari Pemerintah untuk Cegah Penyebaran Virus Corona
- Xiaomi Punya Kipas Pendingin Ponsel
- X-Mart, Minimarket Canggih Tanpa Kasir dan Bayar Nontunai ada di Beijing
- WhatsApp Rilis Fitur Dark Mode, Ini Cara Mengaktifkannya
- Website Kementerian Komunikasi dan Informatika ‘Down’
- Vendor Ponsel China Bersatu untuk ‘Lepas’ dari Google
Leave A Comment