Sebuah laporan penelitian oleh perusahaan real estate Colliers telah menemukan kota-kota besar di Asia untuk perusahaan teknologi berkembang. Ada 16 kota masuk dalam daftar tersebut. Kepala Riset Colliers Asia, Andrew Haskins mengatakan, para peneliti sangat mempertimbangkan pertumbuhan dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) atau bakat. Hal ini karena bakat atau adanya SDM yang berkualitas adalah tantangan utama bagi perusahaan teknologi di Asia.
Penelitian berdasarkan pada hampir 50 kriteria penilaian yang membandingkan kota-kota yang paling mungkin menjadi pusat teknologi beberapa tahun mendatang. Hasilnya, China dan India menempatkan paling banyak kota yang masuk dalam daftar. Sementara kota-kota seperti Tokyo dan Taipei terlempar dari 10 besar, karena dinilai potensi pertumbuhan yang kurang dan biaya operasional yang tinggi. Adapun Indonesia diwakili oleh Jakarta yang mesti puas di posisi 14. Nilai total yang diperoleh jakarta adalah 54,2 persen.
Berikut daftar 4 kota teratas untuk mengembangkan perusahaan teknologi di Asia.
1. Bangalore (68 persen)
Sebuah kota di India yang menduduki peringkat teratas menjadi kota yang paling cepat berkembang di Asia dalam di masa depan dalam hal teknologi. Hal ini didukung oleh adanya SDM yang cukup dan mumpuni dalam bidang ini. Skornya tinggi dengan perusahaan berkembang yang berkualitas, biaya sewa rendah, biaya staf rendah, dan biaya hidup rendah secara keseluruhan, tetapi tidak berdampak baik pada kualitas dan infrastruktur akomodasi.
2. Singapura (63 persen)
Seperti Bangalore, SDM yang kuat adalah daya tarik utama negera tetangga Indonesia ini. Di samping itu, biaya pajak pribadi yang rendah sementara keamanan serta kualitas hidup yang tinggi. Manfaat lain adalah posisi geografis sebagai pusat keuangan untuk APAC, terutama Asia Tenggara.
3. Shenzhen (61 persen)
Modal atas perkembangan teknologi di China memiliki peringkat yang kuat berkat kemampuan manufaktur, banyak lowongan pekerjaan, ruang kerja yang fleksibel, dan biaya staf yang moderat. Ekonominya telah melampaui Hong Kong, dan itu juga menguntungkan karena berada di Wilayah Teluk Besar China.
4. Beijing (60 persen)
Ibukota China ini bahkan didominasi oleh AI (artifical intelengence) ditambah SDM yang banyak dan ahli d ibidangnya. Meskipun sewa kantor di distrik pusat bisnis ini adalah yang paling mahal di China, tapi biaya unutk stafnya masih cukup terjangkau.
Disunting Oleh: HOOD
Same In Category
- Vcloudpoint Membantu meningkatkan efisiensi pekerjaan
- Si Kecil Yang Hemat!
- “RISHA” TEKNOLOGI RUMAH SEHAT TAHAN GEMPA DARI PRESIDEN JOKOWI
- “Big Data” Tengah Populer di industri Teknologi, Lalu apa Fungsi dan Manfaatnya?
- ‘Shoelace’ Senjata Baru Google yang Siap Gantikan Google Plus
- ‘RCS’ iMessage ala Android Dari Google
- ‘Nettox Watch’ Solusi Ciptaan Mahasiswa UI Atasi Candu Internet
- ‘Meet Now’, Fitur Baru dar Skype yang Dapat Diakses Tanpa Unduh Aplikasi dan Sign-Up
- ‘GET’ Gojek Versi Thailand Resmi Mengaspal di Bangkok
- ‘Explore’ Gantikan Fitur Trending YouTube di Android dan iOS
Related Blogs By Tags
- “Boba Watch” Aplikasi Recommended Buat Kamu Pecinta Bubble Tea
- ‘Shoelace’ Senjata Baru Google yang Siap Gantikan Google Plus
- ‘RCS’ iMessage ala Android Dari Google
- ‘Meet Now’, Fitur Baru dar Skype yang Dapat Diakses Tanpa Unduh Aplikasi dan Sign-Up
- ‘Explore’ Gantikan Fitur Trending YouTube di Android dan iOS
- ‘BlueDot’ Startup yang Pertama Kali Mendeteksi Penyebaran Virus Corona
- ‘10 Rumah Aman’ Aplikasi dari Pemerintah untuk Cegah Penyebaran Virus Corona
- Yuk, Mengenal Enam Level Valuasi Startup Digital
- Xiaomi Punya Kipas Pendingin Ponsel
- X-Mart, Minimarket Canggih Tanpa Kasir dan Bayar Nontunai ada di Beijing
Leave A Comment