LimaBenua -- Setelah seorang ibu menemukan tayangan kekerasan berupa contoh instruksi melukai diri sendiri, yang tidak sepatutnya ditonton anak pada platform Youtube, Chief Executive Officer Youtube, Susan Wojcicki, membela upaya perusahaannya untuk menjauhkan konten kekerasan. Ia mengatakan bahwa Youtube sangat memperhatikan keselamatan anak-anak. Sejak dua tahun lalu, Wojcicki juga menyatakan perusahaannya telah berfokus untuk tanggung jawab pada platform. “Saya seorang ibu, saya punya lima anak usia empat hingga 19 tahun. Saya mengerti anak-anak dan sebagai orangtua, saya ingin melakukan hal yang benar,” ujarnya seperti dilansir Wired, Minggu 3 Maret 2019.
Sebelumnya, terdapat laporan video yang menggambarkan adegan bunuh diri tersambung ke Youtube untuk anak-anak. Ini menambah panjang daftar masalah pada konten di Youtube. Setelahnya, platform itu mengubah kebijakan mengenai konten untuk anak-anak. Termasuk juga menghilangkan komentar pada video yang menampilkan anak di bawah umur serta anak di bawah umur yang terlibat dalam perilaku berisiko.
Wojcicki
mengatakan sejumlah pembuat konten kemungkinan kesal karena video mereka tidak
akan menjadi subjek pada komentar. Dia menyatakan hal tersebut dilakukan akan
menghilangkan kemampuan dari orang tidak bersalah. “Tapi ini keputusan yang
kami buat, karena kami ingin memprioritaskan keamanan anak,” ujarnya.
Awal
tahun ini, Youtube juga mengubah aturan mengenai algoritma. Mereka mengubah
perhitungan algoritma untuk merekomendasikan sedikit konten yang mungkin
berbahaya. Ada 500 jam video di-upload ke Youtube setiap menitnya. Pada kuartal
tiga tahun 2018 lalu, perusahaan telah menghapus hampir delapan juta video
dengan konten bermasalah dan 75 persen di antaranya diidentifikasi menggunakan
sistem machine learning.
Sumber:
https://www.viva.co.id/digital/1126630-youtube-kini-lebih-ketat-demi-anak-anak
Disunting
Oleh: HOOD
Same In Category
- Tuai Kritikan, Pajak E-Commerce Tetap Berlaku April 2019 Mendatang
- Tips Salin Teks dalam Foto di Google Photos
- Tantangan Mata Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan di SMK
- Smart SIM, Terobosan Baru Polri yang Bisa Buat Bayar Tol
- Siapakah Unicorn Indonesia Yang Akan Susul Grab Jadi Decacorn?
- Siap Saingi Ovo dan Go-Pay, Hari Ini T-Cash Resmi Menjadi LinkAja
- Penasaran dengan Aktivitasmu di WhatsApp? Coba Tips ini!
- Microsoft Ambil Alih 50 Domain ‘Phising’ Hacker Asal Korea Utara
- Krisis Talenta Digital, Pemerintah Atur Strategi
- Instagram, Media Sosial Favorit Penjahat Seks Anak
Related Blogs By Tags
- Vcloudpoint Membantu meningkatkan efisiensi pekerjaan
- Si Kecil Yang Hemat!
- “RISHA” TEKNOLOGI RUMAH SEHAT TAHAN GEMPA DARI PRESIDEN JOKOWI
- “Boba Watch” Aplikasi Recommended Buat Kamu Pecinta Bubble Tea
- “Big Data” Tengah Populer di industri Teknologi, Lalu apa Fungsi dan Manfaatnya?
- ‘Shoelace’ Senjata Baru Google yang Siap Gantikan Google Plus
- ‘RCS’ iMessage ala Android Dari Google
- ‘Nettox Watch’ Solusi Ciptaan Mahasiswa UI Atasi Candu Internet
- ‘Meet Now’, Fitur Baru dar Skype yang Dapat Diakses Tanpa Unduh Aplikasi dan Sign-Up
- ‘GET’ Gojek Versi Thailand Resmi Mengaspal di Bangkok
Leave A Comment