Ma’ruf Amin Singgung Perkembangan StartUp Indonesia dalam Debat Cawapres 2019, Akankah ada Decacorn Asal Indonesia?

LimaBenua -- Debat Cawapres 2019 atau Debat ketiga Pilpres 2019 digelar di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu malam (17/03/2019) sekitar pukul 20.200 WIB. Ma’ruf Amin (Cawapres nomor urut 1) dan Sandiaga Uno (Cawapres nomor urut 2) beradu gagasan mengenai Pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan sosial budaya di debat tersebut. Dalam hal ini, Ma’ruf Amin sempat menyinggung perkembangan startup di Indonesia.

 

Beliau mengatakan bahwa sudah banyak startup alias perusahaan rintisan teknologi yang muncul. Bahkan tidak lama lagi, Ma'ruf mengatakan akan muncul decacorn dari Tanah Air. “Kita ingin mendorong tenaga kerja kita mampu menguasai teknologi, terutama teknologi digital, sehingga sekarang tumbuh usaha-usaha startup, unicorn, bahkan sebentar lagi ada decacorn, kita siapkan tenaga kita ke depan supaya siap menghadapi tantangan ke depan. Mempersiapkan menghadapi tantangan ten years challenge,” ujarnya.

Decacorn adalah istilah untuk startup yang telah memiliki valuasi atau nilai sedikitya USD 10 miliar. Berada di bawahnya adalah unicorn dengan valuasi setidaknya USD 1 miliar. Untuk level unicorn, Indonesia menurut beberapa pihak sudah memilki 4 startup dengan predikat tersebut. Yaitu Go-Jek, Traveloka, Tokopedia serta BukaLapak. Nah, mereka ini jika terus berkembang dan stabil memperoleh pendanaan, suatu saat akan mencapai level Decacorn.

 

Startup asal Indonesia mana yang paling dekat menyentuh level decacorn?

 

Go-jek memiliki kemungkinan besar yang akan naik levelnya menjadi decacorn. Pada awal Januari lalu, media TechCrunch mengutip sumber terkait menyebutkan bahwa valuasi Go-Jek akan bernilai USD 9,5 miliar dengan menghitung seri pendanaan terakhirnya. Pendanaan terbaru itu berasal dari nama tenar yaitu Google, Tencent serta JD.com, melengkapi dana milairan dolar yag telah digaet Go-Jek. Jika benar valuasinya sudah setinggi itu, mungkin memang tidak lama lagi Go-Jek akan menyandang status decacorn (inet.detik.com, 17/03/2019).

 

Go-Jek pertama kali berdiri pada tahun 2010. Ketika itu, Go-Jek hanya melayani transportasi ojek yang mengandalkan call center. Tahun 2015, Nadiem Makarim sang pendiri membawa Go-Jek lebih inovatif lagi dengan menghadirkan aplikasi sampai populer hingga sekarang ini dan terus meraih pendanaan besar sehingga valuasinya semakin bertambah. Di Asia Tenggara sendiri, startup pertama yang berhak memiliki sebutan decacorn adalah Grab yang menurut penelitian CB Insight sudah meraihnya akhir tahun 2018 silam. Grab dan Go-Jek memang bersaing sengit memperebutkan supremasi transportasi online di Asia Tenggara.

 

Decacorn tercatat masih sangat langka eksistensinya. Dari lebih dari 300 startup unicorn yang ada di dunia, dilaporkan baru ada sekitar 15 startup unicorn yang telah naik tingkat menjadi decacorn. Startup decacorn yang ada di dunia didominasi oleh startup dari Amerika Serikat. Di belakang Go-Jek, berikutnya adalah Tokopedia yang berpotensi menjadi decacorn asal Indonesia, dengan valuasi perusahaan terkini tercatat sebesar USD 7 miliar. Sedangkan valuasi Traveloka USD 2 miliar dan Bukalapak adalah USD 1 miliar sehingga mereka masih perlu bersabar menembus deretan startup decacorn.

 

Di atas level decacorn, sebenarnya masih ada startup hectocorn. Hectocorn atau yang disebut juga super unicorn berarti startup yang telah memiliki valuasi sebesar USD 100 miliar sehingga menjadi hal yang sangat jarang. Di sisi lain, pemerintah tampaknya berambisi menambah satu unicorn lagi di Indonesia pada tahun ini. Menkominfo, Rudiantara sempat mengatakan, “2019 Insya Allah ada lima (unicorn). Alhamdulillah sekarang sudah ada empat. Jadi tinggal satu lagi targetnya di 2019.”

 

 

Sumber: https://inet.detik.com/cyberlife/d-4471859/menanti-decacorn-pertama-indonesia-yang-disinggung-maruf-amin

 

Disunting Oleh: HOOD


  • Write By: admin
  • Published In:
  • Created Date: 2019-03-18
  • Hits: 524
  • Comment: 0

Tags:

Leave A Comment