LimaBenua -- Mendapat tuduhan dari Presiden AS, Donald Trump terkait adanya kerjasama antara perusahaan dengan militer China, Google membantah tuduhan tersebut. Sebalikya, anak perusahaan Alphabet ini justru mengatakan bahwa pihaknya tengah bekerjasama dengan pemerintah AS termasuk Departemen Pertahanan di sejumlah bidang.
Dari laman CNNIndonesia.com, mengutip dari NBCNews, pihak Google menyampaikan sangkalan terhadap tuduhan Donald Trump tersebut. “Kami tidak bekerjasama dengan militer China. Kami bekerjasama dengan Pemerintah AS, termasuk Departemen Pertahanan di sejumlah area termasuk keamanan siber, perekrutan, dan kesehatan. Kami tidak bekerja sama dengan militer China. Kami bekerja sama dengan pemerintah AS, termasuk Departemen Pertahanan di sejumlah area termasuk keamanan siber, perekrutan, dan kesehatan,” tulis juru bicara Google.
Melalui cuitan Twitternya, Trump menuding Google membantu China dan militernya. “Google membantu China dan militernya, tapi tidak membantu AS. Mengecewakan! Berita baiknya, mereka membantu si Pembohong Hillary Clinton, bukan Trump, dan bagaimana nanti hasilnya?”, tulis Trump dalam cuitannya. Kritik Trump disampaikanbukan tanpa sebab. Sebelmnya, kepala staff gabungan Jenderal Kelautan Joseph Dunford mengungkapkan hal senada di hadapan Kongres. “Apa yang dilakukan Google di China secara tidak langsung menguntungkan militer China,” ujarnya saat sesi dengar pendapat Komite Layanan Senat Bersenjata.
Dunford mengatakan pihaknya telah menaruh perhatian besar terkait pergerakan Google dan mitra industri yang ada di China. "Sejujurnya, 'tidak langsung' menggambarkan sepenuhnya tentang sebenarnya yang terjadi. Ini lebih kepada merupakan menguntungkan langsung militer China," ungkapnya seperti dilansir NBC News. Tudingan yang diterima Google terkait dengan rencana perusahaan untuk membuat mesin pencari khusus yang disesuaikan dengan aturan pemerintah China. Proyek yang dikabarkan mengusung nama ‘Project Dragonfly’ ini menuai kritik dari eksternal dan internal perusahaan.
CEO Google Sundar Pichai membantah proyek tersebut. Kendati demikian, ia juga tidak menampik peluang di masa depan. Sementara itu, dari sisi internal Google juga menuai kritik lewat Project Maven yang merupakan drone citra udara untuk militer AS. Mereka menganggap proyek tersebut bertentangan dengan jati diri Google yang menganggap dukungan militer sebagai ancaman bagi sipil.
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190319085604-185-378564/trump-tuding-google-beri-dukungan-untuk-militer-china
Disunting Oleh: HOOD
Same In Category
- Vcloudpoint Membantu meningkatkan efisiensi pekerjaan
- Si Kecil Yang Hemat!
- “RISHA” TEKNOLOGI RUMAH SEHAT TAHAN GEMPA DARI PRESIDEN JOKOWI
- “Big Data” Tengah Populer di industri Teknologi, Lalu apa Fungsi dan Manfaatnya?
- ‘Shoelace’ Senjata Baru Google yang Siap Gantikan Google Plus
- ‘RCS’ iMessage ala Android Dari Google
- ‘Nettox Watch’ Solusi Ciptaan Mahasiswa UI Atasi Candu Internet
- ‘Meet Now’, Fitur Baru dar Skype yang Dapat Diakses Tanpa Unduh Aplikasi dan Sign-Up
- ‘GET’ Gojek Versi Thailand Resmi Mengaspal di Bangkok
- ‘Explore’ Gantikan Fitur Trending YouTube di Android dan iOS
Related Blogs By Tags
- Vcloudpoint Membantu meningkatkan efisiensi pekerjaan
- Si Kecil Yang Hemat!
- “RISHA” TEKNOLOGI RUMAH SEHAT TAHAN GEMPA DARI PRESIDEN JOKOWI
- “Boba Watch” Aplikasi Recommended Buat Kamu Pecinta Bubble Tea
- “Big Data” Tengah Populer di industri Teknologi, Lalu apa Fungsi dan Manfaatnya?
- ‘Shoelace’ Senjata Baru Google yang Siap Gantikan Google Plus
- ‘RCS’ iMessage ala Android Dari Google
- ‘Nettox Watch’ Solusi Ciptaan Mahasiswa UI Atasi Candu Internet
- ‘Meet Now’, Fitur Baru dar Skype yang Dapat Diakses Tanpa Unduh Aplikasi dan Sign-Up
- ‘GET’ Gojek Versi Thailand Resmi Mengaspal di Bangkok
Leave A Comment