Pengamat Duga Gempa Lombok Terjadi Karena Sesar Aktif Tektonik

Berkaitan dengan gempa yang terjadi di Lombok pada hari minggu (17/03/2019) lalu, pengamat Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natawidjaja menilai gempa tersebut terjadi karena dampak sesar aktif tektonik. Sesar aktif tektonik yang dimaksud Danny itu mengarah ke barat hingga timur wilayah Lombok, ditambah lagi bidang lempeng tersebut searah dengan pusat gempa besar pada tahun lalu. Danny mengatakan, “ada sesar aktif tektonik, jadi ada pelepasan energi gempa akibat satu struktur tektonik. Di situ mengarah ke barat dan timur, bidangnya itu searah dengan bidang gempa Lombok tahun lalu, arahnya sama,” (CNNIndonesia.com).

 

Beliau menambahkan, “jadi masih termasuk sebagai penyesuaian dari Pulau Lombok terhadap gempa besar kemarin, untuk penyeimbangan kembali kerak bumi di sana.” Danny pun menilai bahwa gempa yang kembali terjadi di Lombok Timur pada Minggu (17/03/2019) tak berpotensi menuju gempa yang lebih besar. Beliau berpendapat jika gempa ‘aftershock’ itu tidak terlalu berbahaya. Lalu, ia pun menghimbau kepada masyarakat Lombok untuk tidak terpengaruh dengan isu-isu bahwa akan ada gempa besar seperti yang terjadi pada 5 Agustus 2018 silam.

“Masyarakat harus menghindari kekhawatiran yang tidak beralasan. Untuk masalah ke siap siagaan, sedikitnya kita harus lebih antisipatif terhadap barang-barang yang ada di sekitar kita khususnya di rumah sendiri,” ujar Danny. Senada dengan Danny, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Sri Hidayati menilai gempa yang terjadi 17 Maret lalu, sama seperti gempa besar Lombok tahun lalu. “Kalau secara epicenter gempa, sama ya tapi mekanismenya sedikit berbeda. Lokasinya kan sama juga, di Lombok Timur,” tegas Sri (CNNIndonesia.com).

 

Sri juga mengatakan bahwa pihaknya masih mencoba mendalami penyebab pasti gempa yang terjadi pada hari minggu lalu. Hal itu disebabkan oleh informasi yang disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Pusat Ilmu Kebumian di Jerman (GFZ), yang mengatakan bahwa mekanisme gempa Lombok bulan ini berupa Sesar Normal, berbeda dengan gempa Lombok tahun lalu. “Maka, kami PVMBG mengirimkan tim ke Lombok untuk mencari informasi itu, dengan melihat pola kerusakan geologi di sana,” jelas Sri.

 

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa pusat gempa Lombok terletak pada koordinat 8,30 lintang selatan dan 116,60 bujur timur dengan kedalaman 10 kilometer. Pusat gempa berada di laut pada jarak 24 km timur laut Kabupaten Lombok Timur, 36 km timur laut Kabupaten Lombok Utara, 37 km barat laut Pulau Panjang, Kabupaten Sumbawa, dan 63 km timur laut Kota Mataram.

 

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa sumber gempa di Lombok, Nusa tenggara Barat (NTB) merupakan sesar lokal Gunung Rinjani, dengan akitvitas sesar (patahan) itu tak berkaitan dengan sesar saat gempa Lombok pada Agustus 2018.

 

 

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190321072711-199-379307/pengamat-gempa-lombok-terjadi-akibat-sesar-aktif-tektonik

 

Disunting Oleh: HOOD


  • Write By: admin
  • Published In:
  • Created Date: 2019-03-21
  • Hits: 563
  • Comment: 0

Tags:

Leave A Comment