Adalah BeeHive Drone, startup yang membuat drone penyebar pupuk untuk membantu petani di Indonesia. Mereka adalah para mahasiswa asal Indonesia yang berkuliah di Universitas Manchester yang mengikuti kompetisi Microsoft Imagine Cup 2018 tingkat Asia Pasifik yang diselenggarakan oleh Microsoft pada 05 April 2018 lalu di Malaysia. Walaupun tidak masuk dalam tiga besar pada putaran final, tak membuat mereka putus semangat untuk berkarya. Selepas berkiprah di kompetisi Internasional Microsoft Imagine Cup 2018, tim BeeHive Drones akan berkompetisi kembali di Indonesia, dengan menyasar ke berbagai perusahaan perkebunan dan pertanian, juga tak menutup kemungkinan drone buatan mereka juga dapat digunakan untuk bidang di luar agrikultur yakni e-commerce.
Albertus Gian, selaku CEO BeeHive Drones, beliau menyampaikan bahwa timnya telah melakukan pembicaraan dengan salah satu e-commerce di Indonesia, bertujuan untuk menjadikan drone ini sebagai alat pengantar barang pesanan belanja online. Melalui KompasTekno yang menjumpai Albertus di kantor pusat Microsoft di Redmond, Washington DC, AS pada selasa, 24 Juli 2018, ia menjelaskan, "Kami nggak ingin hanya terbatas di agrikultur, karena mulai mendapat perhatian media, orang jadi tertarik, tapi teknologi kita juga bisa untuk hal lain, seperti drone delivery." Ia juga menyampaikan bahwa salah satu marketplace di Indonesia telah menghubungi BeeHive Drones untuk mengembangkan konsep drone delivery atau sarana pengantar barang belanja menggunakan wahana nirawak ini. "Kami bakal membantu membuat delivery drone buat mereka," kata Albertus. Drone penebar pupuk ini akan bertransformasi menjadi drone delivery untuk situs marketplace. Menurut Albertus, "perubahan fungsi ini cukup mudah, karena hanya mengubah software-nya saja. Modifikasi yang dilakukan tidak banyak. Ia menambahkan, "karena kita main di software saja".
Konsep drone sebagai pengantar barang belanjaan online ini sudah dikenalkan oleh e-commerce Amazon dengan layanan Amazon Prime-Air. Dari segi regulasi, industri saat ini sedang mencari bentuk yang tepat, sehingga regulasinya masih terus berubah dari waktu ke waktu. Salah satu aturan yang masih samar-samar adalah soal keterlibatan manusia. Albertus menyampaikan, "terakhir regulasinya untuk drone delivery itu harus ada orang yang mengendalikan, tapi mengendalikannya itu berapa persen atau hanya mengawasi saja, itu yang masih belum jelas."
Same In Category
- Vcloudpoint Membantu meningkatkan efisiensi pekerjaan
- Si Kecil Yang Hemat!
- “RISHA” TEKNOLOGI RUMAH SEHAT TAHAN GEMPA DARI PRESIDEN JOKOWI
- “Big Data” Tengah Populer di industri Teknologi, Lalu apa Fungsi dan Manfaatnya?
- ‘Shoelace’ Senjata Baru Google yang Siap Gantikan Google Plus
- ‘RCS’ iMessage ala Android Dari Google
- ‘Nettox Watch’ Solusi Ciptaan Mahasiswa UI Atasi Candu Internet
- ‘Meet Now’, Fitur Baru dar Skype yang Dapat Diakses Tanpa Unduh Aplikasi dan Sign-Up
- ‘GET’ Gojek Versi Thailand Resmi Mengaspal di Bangkok
- ‘Explore’ Gantikan Fitur Trending YouTube di Android dan iOS
Related Blogs By Tags
- “Boba Watch” Aplikasi Recommended Buat Kamu Pecinta Bubble Tea
- ‘Meet Now’, Fitur Baru dar Skype yang Dapat Diakses Tanpa Unduh Aplikasi dan Sign-Up
- ‘Explore’ Gantikan Fitur Trending YouTube di Android dan iOS
- ‘BlueDot’ Startup yang Pertama Kali Mendeteksi Penyebaran Virus Corona
- ‘10 Rumah Aman’ Aplikasi dari Pemerintah untuk Cegah Penyebaran Virus Corona
- Xiaomi Punya Kipas Pendingin Ponsel
- X-Mart, Minimarket Canggih Tanpa Kasir dan Bayar Nontunai ada di Beijing
- WhatsApp Rilis Fitur Dark Mode, Ini Cara Mengaktifkannya
- Website Kementerian Komunikasi dan Informatika ‘Down’
- Vendor Ponsel China Bersatu untuk ‘Lepas’ dari Google
Leave A Comment