Lima Benua – Maraknya tindak kejahatan phising di internet, berdasarkan data milik Kaspersky, selama paruh pertama tahun 2019, ada 14 juta upaya phising terhadap pengguna internet yang tinggal negara-negara di Asia Tenggara. Indonesia menduduki posisi ke-tiga dengan persentase 14,316 persen disbanding tahun lalu 10,719 persen. Di posisi pertama ada Filipina dengan persentase sebesar 17,3 persen. Persentase tersebut naik sebanyak 6,556 persen dibandingkan dengan data untuk periode yang sama tahun lalu di angka 10,449 persen.
Kemudian, Malaysia berada di posisi kedua dengan persentase sebesar 15,829 persen dibanding paruh pertama tahun 2018 yakni 11,253 persen. Disusul Thailand 11,972 persen dan Vietnam dengan selisih tipis 11,703 persen dari 9,481 persen. Sementara Singapura, mencatat persentase sebanyak 5 persen dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 4,142 persen. “Ancaman lama namun efektif ini nyata di Asia Tenggara dan tidak menunjukkan tanda-tanda memudar dalam waktu dekat. Wilayah ini terdiri dari banyak populasi muda dan sangat mobile, kita perlu memberikan edukasi tentang risiko serangan dasar seperti phising,” tulis General Manager Kaspersky Yeo Siang Tiong (CNNIndonesia.com, 01/10/2019).
“Ini merupakan sebuah fakta yang harus diterima bahwa para pengguna muda akan membeli telepon baru lalu kemudian berpikir untuk mengamankannya secara fisik namun tidak secara virtual. Selama individu masih belum mempertimbangkan penjagaan keamanan mereka dengan baik saat menggunakan internet, maka kita akan terus melihat korban phising berjatuhan,” ungkap Tiong. Lebih lanjut Kaspersky mencatat bahwa efektivitas penipuan phising terbukti menarik bagi para pelaku kejahatan siber yang dengan mudahnya menjual kredensial curian di web palsu.
Para pelaku akan mengejar kredensial pengguna yang menyertakan nomor kartu kredit serta kata sandi ke rekening bank dan aplikasi keuangan lainnya. “Perlu dicatat bahwa pelaku dapat menggunakan strategi phising e-mail yang sama selama bertahun-tahun dan seseorang masih akan memberikan informasi pribadi mereka dengan sukarela atau mengklik tautan berbahaya tanpa disadari," terang Tiong.
Oleh karena itu, Kaspersky menyarankan beberapa langkah untuk terhindari dari aksi penipuan phising, seperti waspadai e-mail atau surel yang mencurigakan. “Jika email tersebut diduga berasal dari bank Anda, segera hubungi bank untuk memverifikasi. Secara historis, bank tidak akan pernah meminta detail Anda seperti kata sandi, mereka biasanya meminta pembaruan detail pribadi secara langsung dengan mengisi formulir di cabang mereka,” lanjutnya.
Kaspersky pun menyebut tidak semua ponsel pintar aman. Maka Anda harus hati-hati jika mendapat pesan yang akan mengarahkan Anda ke situs web karena ada sejumlah perangkat lunak berbahaya yang dapat masuk ke daftar kontak dan aplikasi keuangan Anda.
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190930151156-185-435364/indonesia-jadi-salah-satu-negara-target-phising
Disunting Oleh: HOOD
Tags: Berita Teknologi, Kejahatan Siber, Phising, Kaspersky, Indonesia
Same In Category
- Vcloudpoint Membantu meningkatkan efisiensi pekerjaan
- Si Kecil Yang Hemat!
- “RISHA” TEKNOLOGI RUMAH SEHAT TAHAN GEMPA DARI PRESIDEN JOKOWI
- “Big Data” Tengah Populer di industri Teknologi, Lalu apa Fungsi dan Manfaatnya?
- ‘Shoelace’ Senjata Baru Google yang Siap Gantikan Google Plus
- ‘RCS’ iMessage ala Android Dari Google
- ‘Nettox Watch’ Solusi Ciptaan Mahasiswa UI Atasi Candu Internet
- ‘Meet Now’, Fitur Baru dar Skype yang Dapat Diakses Tanpa Unduh Aplikasi dan Sign-Up
- ‘GET’ Gojek Versi Thailand Resmi Mengaspal di Bangkok
- ‘Explore’ Gantikan Fitur Trending YouTube di Android dan iOS
Leave A Comment